Perjaka Naksir Janda, Kenapa Tidak?

Teman-teman yang masih segar bugar dan berstatus perjaka, mari kita bicara tentang fenomena yang sedang marak dan membuat beberapa alis terangkat: kisah asmara antara perjaka muda dan janda.

Sebagian orang mungkin langsung mengerutkan dahi, bertanya-tanya, “Lho, kok bisa?” Tapi, kenapa tidak? Jangan langsung kebakaran jenggot, ada banyak alasan mengapa perjaka muda justru kepincut dengan janda, dan ini bukan tentang drama sinetron.

Pertama, janda itu bukan cuma status di KTP. Janda sering kali adalah wanita yang sudah melewati badai kehidupan, berlayar di lautan pengalaman, dan sampai di pelabuhan kedewasaan. Mereka itu seperti buku yang sudah dibaca beberapa bab, tapi masih banyak halaman yang bisa ditelusuri. Dan hei, buku dengan review bintang lima itu menarik, bukan?

Perjaka-perjaka, mari kita akui saja, kadang kita butuh navigator dalam perjalanan cinta yang terkadang lebih mirip labirin. Dan janda, dengan segala pengalaman dan kedewasaannya, bisa jadi kompas yang handal. Tidak heran kalau para perjaka ini malah merasa seperti menemukan harta karun ketika mereka naksir dengan seorang janda.

Dan jangan lupakan, janda biasanya sudah paham betul tentang apa itu kompromi, komunikasi, dan tentunya, komitmen. Hal-hal yang bagi sebagian perjaka masih terasa seperti teori fisika kuantum. Para janda ini sudah lulus dari sekolah kehidupan dengan predikat cum laude, sementara beberapa perjaka masih sibuk ngulang mata kuliah ‘Pengantar Cinta 101’.

Tapi, di sini bukan cuma soal pengalaman atau kedewasaan. Ini juga soal chemistry yang tidak mengenal usia atau status. Cinta itu kan ibarat reaksi kimia, kadang zat yang paling tidak kita duga yang bisa membuat reaksi paling dahsyat. Dan kalau sudah bicara soal hati, yang namanya usia hanyalah angka, dan status hanyalah kata.

Namun, tentu saja, dalam setiap kisah cinta ada saja yang nyinyir. Ada yang bilang, “Ah, pasti cari yang matang.” Atau yang lebih parah, “Ini mah cari yang sudah berpengalaman!” Coba deh, daripada sibuk nyinyir, mendingan introspeksi, toh percintaan orang lain itu ibarat resep dapur mereka, bukan kita yang rasa, bukan kita yang masak, ya nggak usah banyak komentar deh.

Pada akhirnya, kalau perjaka muda dan janda bisa bikin duet maut dan nyanyi simfoni kehidupan yang serasi, kenapa kita yang ribut? Biarkan mereka nge-jam bareng, kita-nya yang enjoy aja.

Perjaka naksir janda itu bukan masalah, malah bisa jadi solusi. Karena cinta itu bukan soal ‘pernah’ atau ‘belum’, tapi soal ‘mau’ dan ‘bisa’. Jadi, selamat mencari cinta, teman-teman, dan ingat, jangan sampai kena sindir karena naksir.

Copyright Candrabi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *