Sarungan Tanpa Daleman, Disitu Adrenalin Dipertaruhkan

Ah, sarung, lembaran kain yang membungkus kehormatan kaum Adam dengan begitu sempurna, atau setidaknya itulah harapannya.

Ada fenomena unik yang melanda para bapak-bapak di negeri ini, sebuah tradisi berani yang tidak semua pria mampu menjalaninya: sarungan tanpa daleman. Adalah sebuah tantangan adrenalin yang tiada tara, sebuah ujian nyali yang lebih menegangkan dari bungee jumping.

Bayangkan saja, berjalan dengan sarung yang hanya diikat dengan satu simpul sederhana, tanpa lapisan pengaman di dalamnya. Ini bukan hanya sekadar berpakaian, ini adalah seni, pertunjukan akrobatik yang mempertaruhkan martabat jika terjadi kesalahan teknis.

Setiap langkah adalah hitungan, setiap angin yang berhembus adalah ancaman, dan setiap gerakan mendadak bisa menjadi pertunjukan gratis bagi publik yang tidak terduga.

Tapi mungkin ini adalah bentuk kebebasan yang paling murni, sebuah manifestasi dari frase ‘hidup di tepi’. Para bapak ini tidak main-main dalam permainan fashion risk-taking.

Mereka adalah pahlawan tanpa jubah, yang bersiap dengan gagah berani menghadapi risiko sarung melorot di depan umum. Sungguh, bukankah ini adalah keberanian yang sejati? Atau mungkin lebih tepat disebut, keberanian yang sejati-sejati?

Dalam masyarakat yang terobsesi dengan keamanan dan kenyamanan, para bapak sarungan tanpa daleman ini adalah pemberontak yang menolak norma.

Mereka tidak hanya berjalan, mereka merayap di tepi jurang malu yang bisa kapan saja menelan korban. Dan bagi mereka, sepertinya, itu adalah sebuah kenikmatan tersendiri, sebuah adrenalin yang lebih memacu daripada espresso tiga shot.

Namun, sebelum Anda mencoba trend ini, ingatlah bahwa tidak semua pahlawan memakai jubah, tapi semua pahlawan harusnya memakai sesuatu di dalam sarung mereka.

Karena dalam setiap legenda adrenalin, ada garis tipis antara keberanian dan kekonyolan, dan kita tidak ingin legenda Anda berakhir sebagai bahan lawakan di grup WhatsApp keluarga.

Jadi, bapak-bapak yang terhormat, mari kita saling mengingatkan bahwa sarung bukan hanya soal tradisi, tapi juga soal kenyamanan dan tentu saja, kesopanan.

Pakailah sarung Anda dengan bijak, dan selalu ingat, di bawah sarung harusnya ada ‘sistem pengaman’. Karena di situlah, bukan hanya adrenalin yang dipertaruhkan, tapi juga marwah.

Copyright Candrabi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *