Tips Ampuh Menghindar dari Debt Collector Bank Titil

Ah, pagi di desa selalu dimulai dengan symphony ayam berkokok, diiringi oleh aroma segar padi yang baru saja tercium oleh hidung yang masih setengah terlelap. Namun, ada yang lebih cepat dari aroma padi tadi menyebar, yaitu kehadiran ‘debt collector’ dari Bank Titil yang legendaris.

Para pahlawan tak dikenal ini, dengan motor bebeknya yang lincah, selalu tepat waktu seperti alarm pagi, membangunkan warga dengan ‘gentle reminder’ bahwa utang itu nyata.

Bagi Anda yang mungkin sedang ‘dompetnya menipis’ atau ‘keuangan sedang diet ketat’, berikut adalah Tips Ampuh Menghindar dari Debt Collector, yang barangkali bisa membuat Anda tersenyum sambil merenungkan strategi selanjutnya.

Camouflage ala Ninja: Di desa kita, ninja bukan hanya ada di serial Jepang. Saat mendengar suara motor bebek mendekat, segeralah beralih rupa menjadi ‘tanaman hias’ atau ‘patung taman’. Tapi ingat, jika ‘ninja’ ini memakai seragam, bukan berarti dia petugas parkir yang bisa diberi ‘uang damai’.

Strategi Kucing Dikejar Anjing: Kucing biasanya lari zigzag menghindari anjing. Nah, Anda pun bisa menerapkan strategi ini. Kalau tiba-tiba debt collector muncul, lakukan manuver zigzag, tapi tentunya dengan lebih berkelas dan tidak panik.

Tukar Jadwal dengan Ayam: Siapa bilang hanya manusia yang bisa stres karena hutang? Ayam pun bisa. Jadi, coba tukar jadwal dengan ayam. Biarkan dia yang berjaga saat fajar, sementara Anda lanjut bobo cantik.

Membuat Peta Khazanah: Ingat film ‘National Treasure’? Buatlah peta khusus yang hanya Anda yang tahu. Peta untuk menyembunyikan diri saat ‘debt collector’ mendekat, peta menuju ke tempat persembunyian—yang mungkin berupa gubuk di tengah sawah atau balik papan nama warung.

Ajian Menghilang Level Dewa: Ini mungkin butuh latihan, tapi coba kembangkan kemampuan untuk ‘menghilang’. Bukan secara fisik, tapi sosial. Non-aktifkan semua sosial media, hilangkan semua jejak digital, sampai debt collector pikir Anda sedang ‘off the grid’.

Diplomasi ala Duta Besar: Kalau sudah tidak bisa dihindari, hadapi dengan senyuman diplomatik. Sajikan teh manis atau kopi tubruk, lalu jelaskan dengan lembut bahwa Anda sedang ‘menabung kebaikan’ dan akan segera ‘menyelesaikan kewajiban’.

Opera Sabun Tiba-tiba: Jika ia masih kekeuh, mulailah adegan drama seperti di sinetron. Adegan ‘amnesia mendadak’ bisa jadi opsi, atau ‘kehilangan ingatan jangka pendek’. Siapa tahu, debt collector terharu dan memberi Anda angsuran empati.

‘Ngibadah’ Mendadak: Jika semua strategi gagal, pakai jimat ‘ngibadah’. Ambil sajadah, dan ketika ia datang, berpura-puralah sedang dalam khidmat ibadah. Ini adalah tameng spiritual yang tidak hanya mendatangkan pahala, tapi juga ‘immunity’ sementara dari gangguan dunia, termasuk debt collector.

Ingat, walau kita bermain-main dengan kata, hutang adalah komitmen. Sebagai warga desa yang baik, tentunya kita tidak ingin melanggar janji. Namun, di saat ‘petaka keuangan’ datang bertubi, sedikit senyum dan tawa mungkin bisa sedikit mengurangi beban.

Dan tentu saja, tips-tips di atas hanyalah gurauan semata. Karena pada akhirnya, yang terbaik adalah duduk bersama, membicarakan masalah dengan kepala dingin, dan mencari solusi yang bijaksana. Sampai debt collector.

Copyright Candrabi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *